Terdampar di pelabuhan Turki, Freedom Flotilla gagal berlayar ke Gaza

Terdampar di pelabuhan Turki, Freedom Flotilla gagal berlayar ke Gaza



Koalisi Freedom Flotilla mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Guinea-Bissau International Ships Registry (GBISR) menarik dua kapal andalannya, salah satunya memuat lebih dari 5.000 ton bantuan.

“Sayangnya, Guinea-Bissau membiarkan dirinya berpartisipasi dalam kelaparan yang disengaja oleh Israel, pengepungan ilegal dan genosida terhadap warga Palestina di Gaza,” kata laporan itu. AFP pada hari Minggu (28 April).



Selain itu, menurut koalisi, GBISR tampaknya mempersulit proses perizinan kapal Freedom Flotilla dengan menanyakan pertanyaan yang tidak biasa seperti tujuan, kemungkinan kunjungan pelabuhan berikutnya, daftar kargo dan perkiraan tanggal dan waktu kedatangan.

“Biasanya otoritas bendera nasional hanya mementingkan keselamatan dan standar kapal yang mengibarkan benderanya,” jelasnya.

Sekitar 280 relawan, aktivis, pengacara dan dokter dari puluhan negara bergabung dengan misi tersebut pada konferensi pers di Istanbul.

Tiga kapal Freedom Flotilla telah berlabuh di pelabuhan Tuzla selatan Istanbul selama seminggu. Mereka berencana berlayar kemarin, tapi izin menghalangi.

Pihak berwenang Turki dan media pemerintah belum mengomentari penahanan Freedom Flotilla.

Pada tahun 2010, Freedom Fleet meninggalkan kota Antalya di Turki selatan, tempat pasukan militer Israel menyerang salah satu kapal, Mavi Marmara, menyebabkan 10 orang tewas dan 28 lainnya luka-luka.

Badan-badan PBB telah memperingatkan bahwa transportasi laut saja tidak dapat memberikan bantuan yang cukup untuk menghindari ancaman kelaparan di Gaza dan meminta Israel untuk membuka lebih banyak penyeberangan perbatasan untuk konvoi jalan raya.

Perang Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.170 orang di Israel selatan, sebagian besar warga sipil.

READ  Teknologi Blockchain Di Tanjung Pinang Penting

Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 34.388 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di wilayah yang dikuasai Hamas, menurut kementerian kesehatan. artikel dengan logo berita rmol

Temukan berita terkini tepercaya dari kantor berita politik RMOL di berita Google.
Mohon mengikuti klik pada bintang.



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *